Home » » Menabur Pikiran Baik

Menabur Pikiran Baik

Menabur Pikiran Baik
Suatu kali seorang wanita masuk ke sebuah toko. Ia terkejut karena ternyata yang Tuhan adalah sang penjaga yang berdiri di belakang rak panjang. Ia ke situ dan berkata, "Apa yang Engkau jual?" Tuhan menjawab,"Apapun yang engkau inginkan." Senang dengan jawaban itu, wanita itu menyahut, Kalau begitu berikanlah saya kebahagiaan, ketenangan, damai sejahtera dan kebebasan dari kekhatiran." Namun Tuhan menjawab, " Maaf, Aku tidak menjual buah. Di sini hanya ada benih-benihnya."
Bila anda merasa lelah denga perasaan tidak bahagia, cemas, takut, atau menginginkan lebih banyak damai sejahtera dan tenteram, mulailah menabur pikiran benih pikiran yang baik. Inilah yang disebut dengan hukum tabur dan tuai. Benih yang ditabur hari ini akan menentukan buah yang akan dipetik esok harinya. Yang kita tanam dan biarkan tumbuh dalam pikiran akan menentukan siapa kita kelak.
Hal ini berarti kita harus menjaga hati dan pikiran serta mencabut semua hal negatif yang ada diddalamnya. Walaupun pelaksanaanya tidak mudah, Paulus mengigatkan supaya kita segera melakukannya sebelum hal-hal negatif tersebut mulai berakar (Ibr.12:15; 2 Kor. 10:4-5). Jagalah selalu agar pikiran kita tetap kudus, bersih, dan selaras dengan kebenaran firman-Nya. Firman Tuhan dalam Efesus 4:23 mengingatkan supaya kita mengijinkan Roh Kudus mengubah cara berpikir kita. Sebab sebagaimana dijelaskan dalam Roma 12:12, pembaharuan cara pikir (akal budi) merupakan langkah pertama perubahan diri secara menyeluruh. Jadi manakala kita mengizinkan Tuhan melakukannya, kita diubah dari dalam ke luar. "Akhirnya Saudara-saudara, isilah pikiranmu dengan hal-hal bernilai, yang patut dipuji, yaitu hal-hal yang benar, yang terhormat, yang adil, murni, manis dan baik. Jalankanlah apa yang kalian pelajari dan terima dari saya; baik dari kata-kata maupun dari perbuatan-perbuatan saya. Allah sumber sejahtera, akan menyertai kalian" (Flp. 4:8-9,BIS).
Jadi jika kita ingin mengubah diri, mulailah itu dengan mengubah pikiran kita terlebih dahulu. Sebab pikiran kita akan menjadi perkataan, perkataan menjadi tindakan, tindakan menjadi kebiasaan, kebiasaan menjadi karakter, dan akhirnya karakter menjadi masa depan (nasib) kita.


Sumber: Renungan Pagi

0 comments:

Post a Comment

Trending Topic

http://wighan.blogspot.com/atom.xml